English | Bahasa Indonesia

Detail Berita

PNUP Mengkaji 5 Isu Ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara

21 Jan 2024 - 14:22 WITA · 21 Jan 2024 - 22:35 WITA · PUBLIC RELATION · 1,565

Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Sultanbatara telah menyoroti lima isu utama terkait ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Diskusi mendalam mengenai isu-isu ini dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) tentang ekosistem kemitraan kedaerahan yang diselenggarakan di salah satu hotel di Kendari pada Kamis (18/1/2024).

Wakil Direktur 3 Bidang Kerjasama, Perencanaan, dan Sistem Informasi PNUP, Adam Rasid, menjelaskan bahwa FGD ini merupakan bagian dari inisiatif ekosistem kedaerahan, yang dipimpin oleh PNUP. PNUP, yang memiliki tanggung jawab terhadap tiga provinsi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara (Sultan Batara), menjadi pengampuh konsorsium ini.

FGD ini menjadi bagian dari penyusunan dokumen tenaga kerja dan perencanaan inovasi (workforce dan innovation planning). "Hasil dari FGD ini, yaitu diskusi hari ini, akan disusun dan diusulkan ke pusat untuk menjadi program kerja," ujar Adam Rasid.

Dari hasil FGD tersebut, teridentifikasi lima isu utama terkait tenaga kerja di Sultra. Pertama, kurangnya eksplorasi dan eksploitasi tambang yang berkelanjutan, termasuk pengelolaan limbah hasil tambang. Kedua, akses pendidikan dan pelatihan yang kurang mendukung perkembangan keterampilan yang dibutuhkan di sektor pertanian, perikanan, dan pengelolaan tambang di Sultra.

Selanjutnya, isu ketiga menyoroti kecenderungan masyarakat untuk bekerja di sektor tambang, yang berkontribusi pada kurangnya regenerasi dan peningkatan pekerja produktif di sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Keempat, masyarakat, khususnya pelaku UMKM, dihadapkan pada ketidaksiapan dan ketidakmampuan menghadapi fenomena migrasi dan perubahan perilaku ekonomi di era digital, termasuk tren belanja online.

Isu kelima yang diidentifikasi adalah minimnya literasi teknologi dan minat baca masyarakat. FGD juga melakukan identifikasi terkait jenis, keahlian, dan komposisi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri, ketersediaan tenaga kerja yang dihasilkan oleh institusi pendidikan vokasi, SMK, dan lembaga kursus atau pelatihan.

Menanggapi hal ini, Adam Rasid menyatakan, "Harapannya dengan adanya FGD ini, yang melibatkan semua unsur terkait, bisa berkolaborasi dengan baik untuk memberikan inovasi, agar potensi unggulan daerah di Sultra dapat dijadikan program kerja yang efektif."

Perlu diketahui bahwa kegiatan FGD ini merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan. Sebelumnya, pada awal Januari 2024, kegiatan serupa telah diadakan di Makassar, dan pada 15 Januari 2024 di Mamuju, serta terakhir di Kota Kendari.


@poltek_upg